PRODUK-PRODUK
FERMENTASI

Disusun Oleh:
1.
Temmy Gusrini :
061330400335
2.
Virta Puspita Sari : 061330400336
Instruktur:
Ir.Siti
Chodijah,M.T
JURUSAN TEKNIK
KIMIA
POLITEKNIK NEGERI
SRIWIJAYA
2013
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillahirabil’alamin,
segala puji saya panjatkan untuk Allah SWT. Karena, berkat rahmat dan ridho-Nya
saya bisa menyelesaikan tugas makalah ini. Makalah ini membahas tentang yogurt.
Ada pembahasan tentang proses pembuatan yogurt, ada pembahasan tentang manfaat
yogurt, dan lain sebagainya.
Terima kasih untuk semua
pihak yang telah membantu doa dan dukungan untuk saya, sehingga makalah ini
dapat terselesaikan. Harapan saya, semoga makalah ini tidak hanya sekedar tugas
saja, semoga makalah ini dapat membantu siapa saja yang penasaran dengan yogurt.
Palembang, Desember 2013
Tim penyusun
DAFTAR
ISI
Halaman Judul………………………………………………………………… 1
Kata
Pengantar………………………………………………………………. 2
Daftar
Isi………………………………………………………………………. 3
BAB
I Pendahuluan ………………………………………………………….. 4
Latar Belakang ………………………………………………………………… 4
Perumusan Masalah
................................................................................... ….. 5
Tujuan………………………………………………………………………….. 5
BAB
II Pembahasan
.................................................................................. ….. 6
2.1 Pengertian Yogurt…………………………………………………………. 6
2.2 Proses pembuatan yoghurt……………………………………………….. 6
2.3 Kandungan yang terdapat dalam yoghurt……………………………….. 7
2.4 Manfaat yoghurt………………………………………………………….. 7
2.5 Pengertian Asam Asetat………………………………………………….. 8
2.6 Proses pembuatan Asam Asetat…………………………………………. 9-10
2.7 Manfaat Asam Asetat…………………………………………………….. 11
2.8 Pengertian Gum Xanthan………………………………………………… 11-13
2.9 Proses pembuatan Gum Xanthan……………………………………….. 13-14
2.10 Manfaat Gum Xanthan…………………………………………………. 14
2.11 Pengertian Fermentasi susu……………………………………………. 14
2.12 Contoh Fermentasi susu………………………………………………… 15-17
2.13 Pengertian protein sel tunggal………………………………………….. 17
2.14 Tahapan Pembuatan Protein Sel Tunggal……………………………… 18
Bab
III Penutup……………………………………………………………… 19
Kesimpulan…………………………………………………………………… 19
Daftar Pustaka......................................................................................... … 20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG MASALAH
Fermentasi
dapat digolongkan kedalam salah satu bioteknologi dalam bidang pangan.
Pengolahan makanan dan bahan makanan mealui bioteknologi menghasilkan aneka
macam pangan dan bahan pangan hasil fermentasi yang digunakan secara luas.
Arti kata
fermentasi selama ini berubah-ubah. Kata fermentasi berasal dari Bahasa Latin
“fervere” yang berarti merebus (to boil). Arti kata dari Bahasa Latin tersebut
dapat dikaitkan dengan kondisi cairan bergelembung atau mendidih. Keadaan ini
disebabkan adanya aktivitas ragi pada ekstraksi buah-buahan atau biji-bijian.
Gelembung-gelembung karbondioksida dihasilkan dari katabolisme anaerobik
terhadap kandungan gula.
Perkembangan
fermentasi diawali saat Pasteur melakukan penelitian mengenai penyebab
perubahan sifat bahan yang difermentasi,sehingga dihubungkan dengan
mikroorganisme dan akhirnya dengan enzim. Dan dilanjutkan oleh , Eduard
Buchner, pemenang Nobel Kimia tahun
1907,menunjukkan bahwa fermentasi dapat
berlangsung dalam larutan gula dengan menggunakan cairan yang diekstraksi dari
sel – sel khamir yang telah mati.
Meskipun
fermentasi sering dihubungkan dengan pembentukan gas yang disebabkan oleh
mikroorganisme yang hidup, pada saat ini pembentukan gas maupun terdapatnya sel
mikroorganisme hidup tidak merupakan kriteria yang esensial. Dalam beberapa
proses fermentasi misalnya fermentasi asam laktat, yoghurt, gum xantan dan
protein sel tunggal, tidak ada gas yang dibebaskan. Fermentasi dapat juga
berlangsung (meskipun jarang terjadi) dengan menggunakan ekstrak enzim yang
berfungsi sebagai katalisator reaksi.
1.2
PERUMUSAN MASALAH
1.
Apa pengertian dari yogurt?
2.
Bagaimana proses pembuatan yogurt dari susu sapi?
3.
Mengapa yogurt baik untuk kesehatan?
4.
Apa saja contoh pemanfaatan yogurt?
5.
Apa pengertian dari asam
asetat?
6.
Bagaimana proes pembuatan asam asetat ?
7.
Apa manfaat dari asam asetat ?
8.
Apa pengertian dari gum xathan ?
9.
Bagaimana Proses pembuatan gum xanthan ?
10. Apa kegunaan dari gum
xanthan ?
11. Apa pengertian
fermentasi susu ?
12. Apa Contoh dari
fermentasi susu ?
13. Apa pengertian dari
produksi protein sel tunggal ?
14. Apa saja tahapan-tahapan
pembuatan produksi protein sel tunggal ?
1.3 TUJUAN
1.
Untuk mengetahui Apa pengertian dari yogurt?
2.
Untuk mengetahui Bagaimana proses pembuatan yogurt dari susu sapi?
3.
Untuk mengetahui Mengapa yogurt baik untuk kesehatan?
4.
Untuk mengetahui Apa saja contoh pemanfaatan yogurt?
5.
Untuk mengetahui Apa yang pengertian dari asam asetat?
6.
Untuk mengetahui Bagaimana proes pembuatan asam asetat ?
7.
Untuk mengetahui Apa saja conth pemanfaatan dari asam asetat ?
8.
Untuk mengetahui Apa pengertian dari gum xathan ?
9.
Untuk mengetahui Bagaimana Proses pembuatan gum xanthan ?
10. Untuk mengetahui Apa
kegunaan dari gum xanthan ?
11. Untuk mengetahui Apa pengertian
fermentasi susu ?
12. Untuk mengetahui Apa
Contoh dari fermentasi susu ?
13. Untuk mengetahui Apa
pengertian dari produksi protein sel tunggal ?
14. Untuk mengetahui Apa
saja tahapan-tahapan pembuatan produksi protein sel tunggal ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
YOGURT
Istilah “yogurt” berasal dari
bahasa Turki, yang berarti susu asam. Yogurt didefinisikan sebagai bahan
makanan yang berasal dari susu dengan bentuk menyerupai bubur atau es krim, yang
rasanya asam. Di
Indonesia saat ini yoghurt sudah mulai populer. Produk ini dengan mudah dapat
dijumpai di berbagai pasar swalayan dalam berbagai kemasan, warna dan citarasa yang khas.
Yoghurt dibuat melalui proses
fermentasi menggunakan campuran bakteri Streptococcus
thermophilus dan Lactobacillus
bulgaricus. Bakteri-bakteri ini menguraikan gula susu (laktosa) menjadi
asam laktat. Adanya asam laktat inilah yang menyebabkan yoghurt berasa asam.
Proses fermentasi menyebabkan kadar laktosa dalam yoghurt berkurang, sehingga
yoghurt aman dikonsumsi oleh yang telah lanjut usia atau yang alergi terhadap
susu
2.2 PROSES PEMBUATAN YOGURT
Berikut ini adalah cara
pembuatan yoghurt :
1. Susu
segar dipanaskan sampai suhu 90 °C dan selalu diaduk supaya proteinnya tidak
mengalami koagulasi. Pada suhu tersebut dipertahankan selama 1 jam. Apabila
dilakukan pasteurisasi maka suhu pemanasannya adalah 70 – 75 °C . Jika hal ini
yang dilakukan, maka pemanasan dilakukan sebanyak dua kali.
2. Setelah dipanaskan,
selanjutnya dilakukan pendinginan sampai suhunya 37- 45 °C. Pendinginan
tersebut dilakukan dalam wadah tertutup.
3. Setelah
suhu mencapai 37-45 °C maka dilakukan inokulasi / penambahan bakteri ke dalam
susu tersebut sejumlah 50 – 60 ml/liter susu. Penambahan bakteri dilakukan
dengan teknik aseptic (di dekat api).
4. Setelah
ditambah bakteri, selanjutnya diperam pada ruangan hangat (30-40 °C), dalam
keadaan tertutup rapat selama 3 hari.
5. Tahap
selanjutnya adalah filtrasi. Hal ini dilakukan untuk memisahkan bagian yang
padat / gel dengan bagian yang cair. Pada waktu pemisahan ini diusahakan
dilakukan di dekat api sehingga bagian yang cair (sebagai stater berikutnya)
terhindar dari kontaminasi. Bagian yang padat inilah yang siap dikonsumsi
(yoghurt). Bagian yang cair berisi bakteri Lactobacillus sp yang dapat
digunakan untuk menginokulasi susu yang segar.
6. Supaya
yogurt lebih lezat rasanya dapat ditambah dengan potongan buah – buahan yang
segar, cocktail, nata de coco atau dibekukan menjadi es, dapat pula dicampur
dengan berbagai buah-buahan untuk dibuat juice (minuman segar).
2.3 KANDUNGAN YANG TERDAPAT DALAM YOGURT
Yogurt terbentuk dari dua buah bakteri baik
yang bermanfaat bagi kesehatan, bakteri Lactobacillus Bulgaricus dan
Streptococus Thermopillus. Selain dari bakteri tersebut, yogurt juga mengandung
vitamin B-kompleks, yaitu B1, B2, B3 dan B6, serta asam folat, asam pantotenat
dan biotin. Yogurt juga mengandung mineral, seperti kalsium dan fosfor.
2.4 MANFAAT YOGURT
Dua bakteri yang terkandung dalam yogurt
(Lactobacillus Bulgaricus dan Streptococus Thermopillus) bermanfaat untuk
menetralkan racun, mencegah diare, kanker, radang paru-paru, menguatkan jantung
dan mengurangi susah tidur. Sedangkan kandungan vitamin dalam yogurt bermanfaat
untuk meningkatkan kesehatan reproduksi, kekebalan tubuh dan mempertajam fungsi
berpikir. Sedangkan kandungan mineral, seperti kalsium dan fosfor dalam yogurt
berguna untuk tulang yang kuat dan mencegah osteoporosis.
Yogurt juga bermanfaat bagi
ibu hamil, kalsium yang terkandung dalam yogurt diperlukan
untuk pertumbuhan tulang dan gigi janin. Pertumbuhan tulang atau skeletal
mencapat puncaknya pada 3 bulan terakhir kehamilan sehingga konsumsi makanan
yang mengandung kalsium pun perlu ditingkatkan seperti susu dan produk susu
lain. Zat
besi dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah, jadi
kebutuhannya selama kehamilan meningkat karena volume darah ibu yang meningkat
dan sel darah merah janin mulai berkembang. Besi terkandung di dalam daging,
ikan, telur, produk whole-grain, dan sayur-sayuran. Zat besi yang berasal dari
tanaman tidak diasimilasi semudah zat besi dari produk hewan. Namun juga ibu
mengkonsumsi vitamin C dari makanan yang sama, zat besi tersebut akan lebih
mudah diserap. Asam
Folat dibutuhkan dalam perkembangan sistem saraf pusat janin dan
mencegah defek perkembangan neural tube atau disebut juga spina bifida. Asam
folat didapatkan di sayur-sayuan, buah-buahan, dan pada telur. Namun nutrisi
sehari-hari biasanya tidak memenuhi kebutuhan asam folat ibu hamil sehingga
suplemen vitamin ini dibutuhkan sebelum kehamilan dan pada trimester pertama
kehamilan
2.5 PENGERTIAN
ASAM ASETAT(VINEGAR)
Asam Asetat (Vinegar ) adalah larutan encer asam asetat yang
dihasilkan melalui 2 tahap, yaitu proses fermentasi gula menjadi etanol oleh
sel khamir, kemudian dilanjutkan dengan proses oksidasi etanol menjadi asam
asetat oleh bakteri asam asetat.
. Sejarah produksi asam asetat dari
larutan mengandung alkohol telah dikenal sejak lama . Bangsa Romawi dan Yunani
menggunakan vinegar encer sebagai minuman penyegar yang dihasilkan dengan cara
membiarkan anggur di tempat terbuka. Produksi vinegar secara industri yang
pertama kali dilakukan menggunakan bejana datar yang terbuka. Proses produksi
vinegar cara ini berlangsung lambat, karena harus menunggu terbentuknya lapisan
film bakteri mengapung di permukaan minuman anggur, untuk digunakan sebagai
bahan baku.
Sejarah sejak abad ke 19, fermentasi permukaan
telah dikembangkan sehingga dapat berlangsung lebih cepat. Mulai tahun 1949
telah dikembangkan teknik produksi vinegar melalui proses fermentasi terendam
(Submerged fermentation)
Bakteri
asam laktat adalah kelompok bakteri yang mampu mengubah karbohidrat (glukosa)
menjadi asam laktat. Efek bakterisidal dari asam laktat berkaitan dengan
penurunan pH lingkungan menjadi 3 sampai 4,5 sehingga pertumbuhan bakteri lain
termasuk bakteri pembusuk akan terhambat (Amin dan Leksono, 2001). Pada umunya
mikroorganisme dapat tumbuh pada kisaran pH 6-8 (Amano,1962).
Berdasarkan taksonomi, terdapat sekitar 20 genus bakteri yang termasuk BAL. Beberapa BAL yang sering digunakan dalam pengolahan pangan adalah Aerococcus, Bifidobacterium, Carnobacterium, Enterococcus, Lactobacillus, Lactococcus, Leuconostoc, Oenococcus, Pediococcus, Streptococcus, Tetragenococcus, Vagococcus, dan Weissella. Contoh produk makanan yang dibuat menggunakan bantuan BAL adalah yogurt, keju, mentega, sour cream (susu asam), dan produk fermentasi lainnya Dalam pengolahan makanan, BAL dapat melindungi dari pencemaran bakteri patogen, meningkatkan nutrisi, dan berpotensi memberikan dampa positif bagi kesehatan manusia (Wikipedia, 2011).
Berdasarkan taksonomi, terdapat sekitar 20 genus bakteri yang termasuk BAL. Beberapa BAL yang sering digunakan dalam pengolahan pangan adalah Aerococcus, Bifidobacterium, Carnobacterium, Enterococcus, Lactobacillus, Lactococcus, Leuconostoc, Oenococcus, Pediococcus, Streptococcus, Tetragenococcus, Vagococcus, dan Weissella. Contoh produk makanan yang dibuat menggunakan bantuan BAL adalah yogurt, keju, mentega, sour cream (susu asam), dan produk fermentasi lainnya Dalam pengolahan makanan, BAL dapat melindungi dari pencemaran bakteri patogen, meningkatkan nutrisi, dan berpotensi memberikan dampa positif bagi kesehatan manusia (Wikipedia, 2011).
2.6 PROSES
PEMBUATAN ASAM ASETAT
Asam Asetet
(Vinegar) dapat dibuat dari
berbagai jenis bahan yang menghasilkan larutan atau sari, yang mengandung gula,
terutama gula yang dapat difermentasi.Beberapa bahan baku membutuhkan tambahan
nutrien karena ada kandungan nutrien yang rendah. Pada dasarnya terdapat 3
jenis bahan baku yang digunakan, yaitu bahan kadar gula rendah, bahan kadar
gula tinggi, dan bahan kadar pati tinggi.
Bahan berkadar gula rendah yaitu
buah-buahan. Sebelum digunakan, sari buah yang diekstrak dari buah- buahan
perlu dipekatkan dahulu atau ditambahkan sukrosa sampai kandungan gulanya
mencapai 10-25 %.2. Bahan berkadar gula tinggi yaitu molases, sirup jagung, dan
madu. Bahan-bahan ini perlu diencerkan dahulu sampai kandungan gulanya mencapai
10-25 %.3. Bahan berkadar pati tinggi yaitu serealia dan umbi- umbian. Perlu
proses yang merubah pati menjadi gula-gula sederhana yang dapat difermentasi
(sakarifikasi), dengan menggunakan asam, enzim dalam bentuk malt, atau mikroba
penghasil enzim pemecah pati.
.
Jenis-Jenis Vinegar
v Vinegar wine, yaitu vinegar yang
dibuat dari minuman anggur• Vinegar cider, yaitu dibuat dari sari buah apel.
v Vinegar beras, yaitu dibuat dari
pati beras yang telah mengalami proses sakarifikasi• Vinegar malt, yaitu dibuat dari pati yang
mengalami konversi oleh malt
v Spirit vinegar, yaitu vinegar yang
menggunakan etanol yang dimurnikan sebagai substrat.
Proses Fermentasi
Pembuatan VinegarA. Fermentasi Secara Aerob, meliputi : 1. Metode Lambat (Slow
method) biasanya untuk bahan baku buah-buahan 2. Metode Cepat (Quick Method)
biasanya untuk bahan baku etanol cair 3. Metode Perendaman (Submerged Method)B.
v Fermentasi Secara Aerob 1. Metoda
lambat (Slow Methods) - Memasukan jus buah, yeast, dan bakteri vinegar ke dalam
tangki - Sebagian jus buah terfermentasi menjadi etanol (11-13 % alkohol)
setelah beberapa hari pada permukaan tangki - Bakteri vinegar di permukaan
larutan yang membentuk lapisan agar-agar tipis mengubah etanol menjadi asam
asetat atau vinegar (asetifikasi) pada suhu 21- 29 oC
Metoda
cepat (Quick Methods)- Bahan baku : untuk basis 1 ton asam asetat(100%) =
alkohol(95 %) sebanyak 1.950 lb, sedikit nutrisi, udara sebanyak 11.000 lb-
Etanol mengalami perpindahan selama proses, fermentasi terjadi di dalam tangki
pembentukan (Frings generator)- Mendistribusikan campuran etanol cair (10,5 %),
vinegar(1 %), dan nutrisi melalui bagian atas tangki. Panas yang timbul akibat
reaksi oksidasi diambil dengan pendingin. Temperatur dipertahankan pada suhu
30-35 oC - Produk yang tertumpuk di bagian bawah tangki mengandung asam asetat
optimum sebesar 10- 10,5 %. Sebagian produk direcycle dan sebagian yang lain di
keluarkan dari tangki - Bakteri asetat akan berhenti memproduksi asam asetat
jika kadar asam asetat telah mencapai 12-14 % - Bahan baku 2.500 gal dengan
produk 10,5 % asam asetat memerlukan waktu proses 8-10 hari
Metoda
Perendaman (Submerged Method)- Umpan yang mengandung 8-12 % etanol diinokulasi
dengan Acetobacter acetigenum- Temperatur proses dipertahankan pada rentang
suhu 24- 29 oC- Bakteri tumbuh di dalam suspensi antara gelembung udara dan
cairan yang difermentasi- Umpan di masukan melewati bagian atas tangki- Udara
didistribusikan dalam cairan yang difermentasi sehingga membentuk gelembung-
gelembung gas. Udara keluar tangki melewati pipa pengeluaran di bagian atas
tangki- Temperatur proses dipertahankan dengan menggunakan koil pendingin
stainless steel yang terpasang di dalam tangki- Defoamer yang terpasang di
bagian atas tangki membersihkan busa yang terbentuk dengan sistem mekanik
v Fermentasi secara Anaerob -
Menggunakan bakteri Clostridium thermoaceticum - Mampu mengubah gula menjadi
asam asetat - Temperatur proses sekitar 45- 65 oC; pH 2-5 - Memerlukan nutrisi
yang mengandung karbon, nitrogen dan senyawa anorganik
2.7 MANFAAT
ASAM ASETAT
Beberapa manfaat dari asam asetat
-
Membantu
meredakan arthritis - Sebagai penyedap dan penambah rasa asam alami pada
masakan
-
Mengawetkan
makanan seperti daging, sayur, dan acar - Menurunkan kadar kolestrol jahat dan
sebagai antioksidan
-
Wine
Vinegar : - Cocok digunakan sebagai salad dressing - Bumbu penyedap pada
masakan daging
-
Rice
Vinegar : - Digunakan pada masakan seperti sushi - Menghilangkan bau amis pada
makanan• Vinegar yang dikenal sebagai cuka putih (Spirit Vinegar) : -
Menghilangkan bau - Membunuh bakteri, jamur, dan kuman
2.8 PENGERTIAN GUM XANTHAN
Gum adalah molekul dengan bobot molekul tinggi bersifak
hidrofilik atau hidrofobik, biasanya bersifat koloid dan dalam bahan pengembang
yang sesuai dapat berbentuk gel, larutan maupun suspensi kental pada
konsentrasi yang sangat rendah. Berdasarkan definisi diatas, maka hidrokarbon
berbobot molekul tinggi dan produk-produk sampingan dari minyak bumi yang
umumnya larut dalam minyak termasuk dalam golongan gum karena memiliki kriteria
di atas.
Gum bukan merupakan koloid yang sebenarnya, tetapi lebih
cocok disebut polimer yang berukuran koloid (10-1000Å) yang memperlihatkan
sifat-sifat koloid dalam larutannya. Seperti adanya pengaruh grafitasi bumi dan
tidak bisa diamati dengan mikroskop.
Gum xanthan sudah
diusahakan sejak tahun 1950, yang isolasi pertamanya dilaporkan oleh lily dkk.
Pada waktu itu, “ Norther Utilization Division of the Departement of Agricultur”
mulai meneliti koleksi kultur mikrobialnya, penemuan ini kemudian digunakan
untuk menghasilkan senyawa biopolymer. Diantara sejumlah mikroba yang
diperiksa, bakteri xanthomonas campestris (NRRL B-1459) telah menghasilkan
produk-produk yang mempunyai nilai komersial yang cukup potensial. Kelco
company pada tahun 1961 mengenalkan gum xanthan untuk diaplikasikan dalam
bidang industri dan mulai di produksi secars komersial pada tahun 1964. Pada
tahun 1969 “Food and Drug Administration” (FDA) mengizinkan untuk menggunakan
gum xanthan dalam pengolahan pangan sebagai “Food Additive”. Sejak saat itu,
gum xantahan diterima dengan dukungan luas oleh industri Karena sifat-sifatnya
yang khas, antara lain kestabilan tekstur, daya tarik estetik dan beberapa kualitas
yang diperlukan dalam pengolahan pangan (Petit dalam Glicksman, 1980)
Sifat-sifat Gum Xanthan
1.
Kekentalan
(viskositas)
Gum xanthan mudah larut dalam air
panas atau air dingin dengan hanya menggunakan pengadukan mekanis yang
memberikan larutan dengan kekentalan tinggi pada konsentrasi rendah. Sifat
inilah yang jarang dimiliki oleh beberapa jenis gum lainnya. Pada konsentrasi
1% memberikan kekentalan sekitar 100 Cps ketika diukur pada kecepatan
pengadukan 60 rpm dengan menggunakan viscometer Broofield Model LVF pada suhu
25ºC (mc Neely dan Kang di dalam Whistler dan Miller, 1973)
2.
Kekenyalan
(pseudoplastik)
Larutan gum xanthan dalam air
memiliki kekenyalan semu yang tinggi dan penurunan kekenyalan yang cepat diukur
sebagai kenaikan laju ketegangan (shear). Ini merupan reaksi seketika dan
proses bolak-balik. Larutan yang berisi 0,75 persen gum xanthan atau lebih
mempunyai titik rheological yield, sehingga kekenyalan semu larutan gum dapat
digambarkan sebagai aksi penurunan bolak-balik kekentalan dari larutan dengan
peningkatan kecepatan rotasional.
·
Jeli
adalah makanan berbentuk gel dengan tekstur kenyal. Pembentukan gel karena
adanya bahan yang mampu larut menahan air dalam suatu matriks sehingga terjebak
dalam struktur yang lembek dan kenyal.
·
Gel
dari agarmemiliki sifat mudah patah, rapuh dan lebih keras.
·
Pati
menghasilkan gel yang lebih kenyal, kuat dan elastis, namun cenderung liat dan
sulit digigit.
·
Gelatin
memiliki tekstur yang lebih lembut, elastis dan mudah digigit. Telah diteliti
pengaruh gelatin, natrium karboksimetilselulosa dan agar terhadap bentuk dan
tekstur es krim pada konsentrasi 0,3% b/v. Hasil penilaian organoleptik menurut
American Dairy Science Association menunjukkan. bahwa natrium
karboksimetilselulosa memberikan pengaruh yang lebih baik daripada gelatin dan
sediaan tanpa pengental, tetapi tidak memberikan perbedaan yang berarti
terhadap agar. Antara agar, gelatin dan sediaan tanpa pengental tidak terdapat
perbedaan yang berarti. Tetapi semua formula termasuk kategori bagus.
3.
Pengaruh
suhu pada kekentalan
Satu sifat gum xanthan pada
konsentrasi rendah hampir tidak dipengaruhi oleh perubahan pH antara 6 sampai 9
dan terlihat hanya sedikit berubah bila PH berada diluar selang 1 sampai 11.
pada PH 9 atau lebih, gum xanthan secara berangsur-angsur terdeasetil, tetapi
“deasetilasi” ini hanya berpengaruh sedikit pada larutan (Mc Neely dan Kang di
dalam Whistler dan Be Miller, 1973)
4.
Kekompakan
(compatibility)
Gum xanthan memiliki kekompakan yang
luar biasa terhadap beberapa garam yang berkonsentrasi tinggi, dan akan segera
larut dalam konsentrasi sedang pada selang konsentrasi yang besar. Ketika garam
tersebut akan segera melakukan penyesuaian. Sebagai contoh :penyesuaian
terhadap 25% larutan ammonium sulfat, kalsium klorida, atau sengklorida dan 15
% larutan sodium klorida. Ada sedikit ketidak kompakan dimana garam kalsium
pada PH lebih besar dari 10 akan mengendapkan gum xanthan (Mc Neely dan
O’connel dalam Whistler dan Be Miller, 1973), dan garam amonium yang bersusun
rantai panjang atau amin dengan lebih dari 8 atom karbon dalam dalam rantai
utama, mungkin mengendapkan (Rogovin dan Albert di dalam Whistler dan Be Miller
1973)
5.
Kestabilan
pada panas
Gum xanthan sangat tahan terhadap
proses degradasi oleh panas. Lama pemanasan pada suhu 80ºC kelihatannya sedikit
memberikan pengaruh pada gum xanthan. Ketahanan terhadap proses degradasi oleh
panas di dukung oleh adanya larutan garam. Sehingga larutan gum xanthan yang
mengandung sedikit garam seperti potassium klorida dapat dipanaskan dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121ºC selama 15-30 menit dengan hanya sedikit
perubahan kekentalan (Whistler dan Be Miller, 1973)
6.
Pengaruh
enzim dan oksidan
Enzim seperti protease, selulose,
hemiselulose, pektinase dan amylase tidak akan mendegradasi gum xanthan dalam
keadaan biasa dengan beberapa polimer, gum xanthan di degradasi dalam larutan
bahan pengoksidan kuat seperti peroksida, pesulfat dan hipoklorit melalui
tingkat yang lebih tinggi (Glicksman, 1980)
2.9 PROSES PEMBUATAN GUM XANTHAN
Pada skala
komersial, gum xanthan diproduksi melalui fermentasi erobic dengan menggunakan
isopropil alkohol. Kemudian dilanjutkan dengan pengeringan dan penggilingan
(Graham 1977). Sedangkan menurut Gliksman (1980), kondisi optimal dalam proses
produksi gum memerlukan aerasi tinggi dan suhu konstan. Oleh karena itu hasil
fermentasi dengan cara tersebut jauh lebih banyak dibandingkan produksi secara
alami pada tanaman kubis.
Secara garis
besar proses pembuatan gum xanthan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Kultur xanthomonas campestris murni, setelah diberikan inokulum (media cair
dicampurkan dengan nutriennya) untuk built up. Kemudian ditumbuhkan pada tempat
pembiakan dan kemudian digunakan fermentor untuk melakukan pembiakan
selanjutnya. Media yang sama terdiri dari karbohidrat dan beberapa nutrien
lain.
Nutrient
tambahan yang dibutuhkan oleh mikroorganisme seperti yang dikemukakan oleh
Starr (1964) di dalam Glicksman (1980) adalah ion ammonium, buffer fosfat, ion
magnesium dan sedikit unsure lain.
Penurunan PH
broth (kaldu) selama fermentasi terjadi karena pembentukan asam organik sebagai
produk tambahan dan sebagai bahan dari moleku polisakarida. Jika PH turun
dibawah titik kritis kira-kira 5, maka produksi gum akan turun dengan menyolok
atau berhenti sama sekali. Oleh karena itu dalam setiap fermentasi beberapa
jenis bakteri memerlukan penambahan bahan alkali yang sangat penting untuk
mempertahankan PH pada selang 6 sampai 7,5 dan suhu fermentasi yang sesuai
sekitar 28ºC. sedangkan glukosa, sukrosa dan pati semuanya diperkiraan
ekuivalen dengan efisiensi produksi polisakarida (Glicksman,1980)
2.10 MANFAAT GUM XANTHAN
Gum
Xanthan digunakan sebagai bahan tambahan yang aman pada makanan dalam industri
makanan missal produksi susu, kuah salad, minuman buah-buahan, pengemulsi pada
cat dan lapisan keramik, pengental dalam susu, syrup dan lem. Gum xanthan
adalah polisakarida ekstraseluler dengan berat molekul tinggi yang dihasilkan
dari fermentasi bahan yang mengandung karbohidrat oleh bakteri xanthomonas
campestris. Glukosa merupakan bahan baku dalam fermentasi gum xanthan oleh
abkteri xanthomonas campestris. Kadar glukosa dan konsentrasi kultur bakteri
xanthomonas campestris merupakan 2 faktor yang berpengaruh terhadap gum xanthan
yang dihasilkan xanthomonas campestris dapat diisolasi dari berbagai varietas
tanaman kubis yang banyak terdapat di Indonesia. Yang diketahui sebagai
pathogen pada tanaman tersebut.
2.11
PENGERTIAN
DARI FERMENTASI SUSU
Susu
fermentasi adalah produk yang dibuat dengan cara menumbuh kembangkan mikroba
tertentu ke dalam susu sehinggan dihasilkan produk olahan yang khas.
Mikroba
yang digunakan dalam pembuatan susu fermentasi utamanya adalah golongan bakteri
asam laktat yang sebagian merupakan probiotik. Probiotik adalah mikroba didalam
makanan yang dapat hidup dan bersimbiosis dengan mikroba secara alami ada
didalam saluran pencernaan dan bermanfaat bagi tubuh.
Proses
fermentasi susu antara lain bertujuan untuk membuat produk baru dengan cita
rasa yang berbeda dengan bahan aslinya, menghilangkan citarasa yang tidak
diinginkan, dan memberi nilai tambah.
2.12
CONTOH
DARI PRODUK-PRODUK FERMENTASI SUSU
a) Berdasarkan
pada tingkat keasamannya produk-produk fermentasi susu dikelompokkan menjadi 4
jenis, yaitu :
berasam rendah; misalnya susu krim dan susu mentega
berasam rendah; misalnya susu krim dan susu mentega
b) berasam
sedang; misalnya yoghurt, yakult dan susu asidofilus,
c) berasam
tinggi; misalnya susu bulgarikus, dan
d) mengandung
campuran asam dan alkohol, misalnya kefir.
v Susu asam
Susu asam yaitu susu yang difermentasi dengan menggunakan bakteri
Streptococcus lactis, Streptococcus cremoris dan Streptococcus diacetyllactis
(Sudarwanto dan Lukman, 1993). Susu asam ini dibedakan lagi berdasarkan jenis
susu yang dipergunakan dan memiliki kandungan lemak bervariasi yaitu: >
3,5%, 1,5 – 2% dan < 0,5% (Sudarwanto dan Lukman, 1993).
v Yogurt
Yoghurt yaitu susu yang mempunyai flavor karakteristik disebabkan oleh
pertumbuhan dua mikroorganisme, Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus
bulgaricus. Yoghurt adalah memili rasa asam dan mempunyai tekstur yang lembut
yang bentuknya dapat menyerupai jel yang dihasilkan oleh junket atau berupa
cairan yang kental seperti custard, bergantung pada cara bagaimana yogurt
dihasilkan. Susilorini dan Sawitri (2006) menyatakan bahwa komposisi yogurt
secara umum yaitu protein (4 – 6%), lemak (0,1 – 1%), laktosa (2 – 3%), asam
laktat (0,6 – 1,3%) dan memiliki pH 3,8 – 4,6.
v Kefir
Kefir adalah
susu fermentasi yang terdapat dalam jumlah yang besar di Rusia dan berasal dari
susu kambing, domba atau sapi dan produk ini biasanya merupakan campuran dari berbagai
jenis flora yang di dalamnya terdapat berbagai spesies asam laktat dan juga
khamir (Staff, 1998). Kefir memiliki karaketristik seperti memiliki rasa asam,
beralkohol serta menghasilkan sedikit gelembung gas (Haflinger et al, 1991) dan
juga memiliki permukaan yang sedikit berbuih, memiliki konsistensi yang khas
dan berwarna krem (White and White, 1995)
v Koumiss
Secara tradisional dibuat dari susu domba dan memiliki karakteristik
yaitu asam, ‘yeasty’, dengan aroma yang mirip dengan yogurt.
v Kishk
Merupakan produk pangan kering tradisional yang berasal dari Timur
Tengah. Kishk dibuat dari kombinasi antara low-fat yogurt (atau buttermilk atau
susu fermentasi) dengan garam dan gandum yang dimasak setengah matang yang
dikenal dengan istilah burghol. Adonan kishk diremas setiap hari selama
beberapa hari sampai membentuk bola – bola kecil. Lalu dikeringkan dengan
menggunakan sinar matahari dan dicampurkan ke dalam tepung. Cara memasak kishk
yang populer adalah dengan memasaknya dengan air dan disajikan dalam bentuk
bubur.
v Quarg dan
Fromage Frais,
Merupakan
produk susu fermentasi yang didapatkan dengan cara memfermentasi susu
menggunakan starter keju seperti Lactococcus lactis ssp. lactis, Lactococcus
lactis ssp. cremoris, Lactococcus lactis ssp. lactis var diacetylactis dan
Leuconostoc mesentroides ssp. cremoris. Quarg merupakan soft cheese yang belum
matang dan dibuat dari susu skim dan oleh karena itu memiliki kadar lemak yang
rendah. Karakteristik yang dimiliki oleh Quarg adalah berwarna putih susu,
bertekstur lembut, memiliki daya spread yang baik, tidak sineresis dan bersih
tetapi memiliki sedikit rasa asam.
v Cultured
cream,
Merupakan cream yang diberi kultur/difermentasikan
dengan bakteri asam laktat dan sering dipergunakan sebagai bahan tambahan dalam
memasak. Produk ini dibuat dengan menggunakan cream dengan kandungan lemak
minimum sebesar 18% (di Inggris) sampai dengan 20%. Cultured cream memiliki
karakteristik yaitu: sedikit asam dengan sedikit citarasa keju, memiliki
struktur seragam dan agak sedikit kental.
v Dahi (yang
dalam bahasa sanksekerta berarti dadih)
Merupakan produk fermentasi susu yang popular di
India, karena dahi memiliki karakteristik yang analog dengan yogurt dalam
penampilan dan konsistensinya. Dahi populer untuk dikonsumsi karena rasanya
yang berbeda dan dipercaya memiliki nutrisi yang baik dan juga memiliki efek
untuk menyembuhkan penyakit. Dahi banyak digunakan dalam berbagai masakan
India.
v Cultured
buttermilk
Cultured buttermilk adalah produk yang didapat dengan menambahkan suatu
kultur streptococci penghasil asam ke dalam susu skim. Produk ini mempunyai
keasaman sedang dan mempunyai flavor yang menyerupai mentega. Produk ini
mempunyai sifat-sifat yang sama dengan buttermilk yang terbentuk selama proses
pembuatan mentega, selama proses churning dari krim asam menjadi mentega. Nilai
nutrisi produk ini sama dengan skim milk yang digunakannya sebagai bahan baku.
v Nata de
Whey
Nata adalah hasil sintesa dari gula oleh Acetobacter
xylinum yang berupa selulosa bakteri yang memiliki tekstur agak kenyal padat
dan konsistensi yang tegar dan kokoh serta berwarna putih dan transparan
(Alaban, 1961). Sedangkan whey merupakan hasil sampingan dari pembuatan keju
yang masih mengandung protein, laktosa dan mineral (Scott, 1986); namun sudah
tidak mengandung lemak dan kasein (Rahman dkk, 1992). Nata de whey adalah
produk nata yang meng gunakan whey sebagai bahan bakunya (Yoneda, 2003).
2.13
PENGERTIAN
DARI PRODUKSI PROTEIN SEL TUNGGAL
Protein sel tunggal merupakan
mikroba kering seperti ganggang, bakteri, ragi, kapang dan jamur tinggi yang
ditumbuhkan dalam kultur skala besar. Protein ini dipakai untuk konsumsi
manusia atau hewan. Produksi itu juga berisi bahan nutrisi lain, seperti
karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral.
Produksi protein sel tunggal sangat bergantung pada
perkembangbiakan skala besar dari mikroorganisme tertentu yang diikuti dengan
proses pendewasaan dan pengolahan menjadi bahan pangan. Ada dua faktor pendukug
pengembangbiakan mikroorganisme untuk protein sel tunggal, yaitu:
a. laju pertumbuhan sangat cepat jika
dibandingkan dengan sel tanaman atau sel hewan dan waktu yang diperlukan untuk
penggandaan relatif singkat;
b. berbagai macam substrat yang
digunakan bergantung pada jenis mikroorganisme yang digunakan.
2.14
TAHAPAN-TAHAPAN
PRODUKSI PROTEIN SEL TUNGGAL
a. Pemilihan
dan penyiapan sumber karbon, beberapa perlakuan fisik dan kimiawi terhadap
bahan dasar yang diperlukan
b. Penyiapan
media yang cocok dan mengandung sumber karbon, sumber nitrogen, fosfor, dan
unsur-unsur lain yang penting
c. Pencegahan
kontaminasi media
d. Pembiakan
mikroorganisme yang diperlukan
e. Pemisahan
biomassa microbial dari cairan fermentasi
f. Penanganan
lanjut biomassa

Diagram Umum Proses/Tahapan Produksi
Protein Sel Tunggal
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Ada
banyak produk- produk hasil fermentasi diantaranya, Yoghurt, Asam asetat, Gum
xanthan dan protein sel tunggal.
2. Yoghurt
adalah Istilah “yogurt” berasal dari
bahasa Turki, yang berarti susu asam. Yogurt didefinisikan sebagai bahan
makanan yang berasal dari susu dengan bentuk menyerupai bubur atau es krim, yang rasanya asam.
3. Gum Xanthan aalah Gum adalah
molekul dengan bobot molekul tinggi bersifak hidrofilik atau hidrofobik,
biasanya bersifat koloid dan dalam bahan pengembang yang sesuai dapat berbentuk
gel, larutan maupun suspensi kental pada konsentrasi yang sangat rendah.
4. Asam
Asetat adalah larutan encer asam asetat
yang dihasilkan melalui 2 tahap, yaitu proses fermentasi gula menjadi etanol
oleh sel khamir, kemudian dilanjutkan dengan proses oksidasi etanol menjadi
asam asetat oleh bakteri asam asetat.
5. protein sel tunggal Protein
sel tunggal merupakan mikroba kering seperti ganggang, bakteri, ragi, kapang
dan jamur tinggi yang ditumbuhkan dalam kultur skala besar. Protein ini dipakai
untuk konsumsi manusia atau hewan. Produksi itu juga berisi bahan nutrisi lain,
seperti karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral.
6. Susu
fermentasi adalah produk yang dibuat dengan cara menumbuh kembangkan mikroba
tertentu ke dalam susu sehinggan dihasilkan produk olahan yang khas. Ada pun
hasi prouk dari fermentasi yoghurt adalah keju, yoghurt dan yakult
DAFTAR
PUSTAKA
M.amin Jaksen, Margaretty Elina, Chodijah Siti.2013.Rekayasa Bioproses, Palembang:Politeknik
Negeri Sriwijaya
Harrah's Reno Casino & Hotel - Mapyro
BalasHapusFree Parking near Harrah's Reno Casino & Hotel, Reno, NV. 전라북도 출장안마 Find 군산 출장샵 reviews and 안산 출장안마 discounts 울산광역 출장마사지 for AAA/AARP 양산 출장샵 members, seniors, groups & military.